Tabuh Keberagaman, Pagelaran Musik Lintas Agama
TEGAL – Ada banyak cara untuk merayakan perbedaan dan keberagaman bangsa Indonesia. Salah satunya yang dilakukan oleh Komunitas BeAT Drum and Percussion, Tegal. Di momen Ramadhan ini Komunitas BeAT Drum & Percussion ingin menunjukan keberagaman lintas agama dalam musik, khususnya perkusi.
Pada Minggu (19/5) lalu, dalam rangka merayakan hari jadinya yang ke-7, Komunitas BeAT Drum & Percussion mengadakan acara “Nabuhburit #7” dengan tema “Tabuh Keberagaman” di Balaikota Lama Tegal.
Dengan mengusung tema Tabuh Keberagaman, diharapkan masyarakat semua dapat selalu menghargai satu sama lain tidak selalu memandang Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA).
Ketua panitia Husni Mubarak mengatakan akhir-akhir ini kasus intoleran terhadap agama marak terjadi di belahan dunia. Mulai dari penembakan terhadap jemaah Sholat Jum’at di Christchurch, Selandia Baru pada Maret lalu. Kemudian sebulan setelahnya muncul semacam aksi ‘balas dendam’ ledakan bom di tiga gereja dan tiga hotel di Sri Lanka saat umat Kristen merayakan Paskah.
“Kejadian-kejadian tersebut digambarkan sebagai serangan teror. Tapi beruntung kita berada di Indonesia. Keharmonisan antar umat beragama sudah membudaya. Kita harus terus menjaganya, dan lewat musik, kita dapat menumbuhkan nilai toleransi kepada masyarakat tanpa membeda-bedakan latar belakangnya.” ujar Husni.
Dalam acara Nabuhburit #7 turut menampilkan permainan Tambur dan Barongsai dari Klenteng Tek Hay Kiong, Drum, Kendang dan Djembe dari BeAT Percussion, ada pula D’Teco (Komunitas Darbuka Tegal).
Kegiatan ini diselenggarakan secara cuma-cuma, persiapannya pun hanya dilakukan 2 minggu saja. Adapun total para penampil sekitar ada 35-40 orang, dan semuanya sukarela tanpa dibayar.
“Semua yang diajak dalam acara ini sangat antusias dan mendapat respon yang baik oleh masyarakat. Selain itu kita juga membagikan takjil secara gratis kepada masyarakat sekitar yang menyaksikan,’ tambah Husni.