Dinkes Gelar Pertemuan Jejaring Penyakit Tidak Menular

 

TEGAL-Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tegal terus berupaya untuk mengendalikan penyakit tidak menular. Satu diantara terobosan yang dilakukan, menggelar Pengembangan Komitmen dan Jejaring Penyakit Tidak Menular (PTM).

Kegiatan yang dilaksanakan di ruang pertemuan Balai Pengobatan Penyakit Paru Paru (BP4) Tegal, Selasa (13/3) dibuka oleh Kepala Dinkes Kota Tegal dr. Sri Prima Indraswari.

Dalam sambutannya, Kepala Dinkes Kota Tegal dr. Sri Prima Indraswari mengatakan, kegiatan ini digelar sebagai langkah untuk mengendalikan penyakit tidak menular seperti hipertensi, stroke, kanker, diabetes dan lain-lain.

“Untuk melaksanakan pencegahan penyakit tidak menular, perlu adanya program unggulan yang cerdik, terutama dalam melibatkan Puskesmas, kelurahan dan masyarakat”, kata dr. Prima.

Menurut dr. Prima, perubahan gaya hidup masyarakat ditengarai menjadi salah satu penyebab terjadinya pergeseran pola penyakit tidak menular. Oleh karena itu, pihaknya akan melaksanakan lima Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk masyarakat.

“Langkah ini sebagai upaya agar kesehatan masyarakat tercapai sebab program pengendalian PTM merupakan salah satu program prioritas nasional”, imbuh dr. Prima.

Sementara, dalam paparannya Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Yuli Prasetyo menyampaikan penyakit tidak menular memilki dua faktor resiko. Diantaranya faktor resiko yang tidak dapat dirubah misalnya umur dan genetic. Kemudian faktor resiko yang dapat dirubah misal kebiasaan merokok dan latihan olahraga.

Kepala Bidang Yan-Sdk Wiwin A. menambahkan setiap tahun PTM menyebabkan sekitar 60% kematian di Indonesia. Penyakit Tidak Menular sebagian besar terjadi pada kelompok usia produktif, hal ini tentu akan berdampak negatif  pada produktivitas dan pembangunan, serta menyebabkan  kemiskinan karena menghabiskan waktu dan biaya yang besar untuk pengobatannya.

Oleh sebab itu, kata Wiwin, perlu diadakanya  pembentukan jejaring PTM antara lain membentuk  forum komunikasi dan koordinasi  untuk  melakukan aksi bersama seperti meningkatkan komitmen  berbagai pihak dalam  pengendalian  PTM,  sinergitas  dalam  berbagai kegiatan promosi  dan pencegahan PTM,  meningkatkan kualitas  pelayanan kasus PTM di sarana yankes dan masyarakatm. Kemudian meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam Pengendalian PTM.

” Untuk pengedalian PTM dapat melalui lima sub jejaring yaitu kerja bina aktifitas fisik, kerja bina pola makan sehat dan seimbang, kerja bina gaya hidup sehat, bina mental sehat dan pengendalian gangguan akibat kecelakaan dan cedera,” pungkas Wiwin A. (Sa. Amin/wartabahari.com)

 

[posts title="You may be interested" title_type="left" type=normal-right item_nr=3 ][posts title="Most from this category" title_type="left" type=normal-two item_nr=4 offset=3]