SEMARANG – Penjabat Wali Kota Tegal, Agus Dwi Sulistyantono didampingi Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Tegal, Ir Cucuk Daryanto menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Bidang Pangan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2024 di Gedung Gradhika Bakti Praja, Semarang, Selasa (31/12) pagi.
Dalam rakor tersebut Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Republik Indonesia, Zulkifli Hasan memimpin langsung bersama beberapa menteri lain seperti Menteri Pertanian, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Perdagangan, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Plh. Menteri Dalam Negeri, Wakil Menteri Lingkungan Hidup, Wakil Menteri Pertanian,Kepala Badan Pangan Nasional, Pj Gubernur Jateng juga Kepala Daerah di Provinsi Jawa Tengah.
Penjabat Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana menyampaikan bahwa Jawa tengah bisa dikatakan lumbung padi nasional dan bersama kepala daerah di Jawa Tengah berupaya untuk meningkatkan ketahanan pangan.
“33,7 persen dalam kondisi baik pada irigasi.Kepada kepala dinas pertanian dan bupati wali kota mengaternsi terkait irigasi, kedepan akan segera kami petakan kembali, ” ujar Nana
Nana juga menambahkan bahwa realisasi penyerapan pupuk mencapai 71,7 persen dari total alokasi 1,68 juta ton agak terlambat karena penyerapan pupuk organik Granul yang masih rendah (5, 8%).
Dalam rakor tersebut membahas terkait jaringan irigasi, distribusi pupuk bersubsidi, budidaya ikan, ketersediaan dan harga pangan.
Menko Bidang Pangan, Zulkifli Hasan kepada awak media mengatakan bahwa Rakor tersebut membahas tentang permasalahan prioritas utama Pemerintah Presiden Prabowo Subianto yaitu swasembada pangan secepat cepatnya.
Oleh karena itu mulai dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota harus satu visi dan satu misi.
“Harus sama semangatnya karena kita satu tim yang tujuan utamanya swasembada pangan secepat cepatnya dalam artian murah yaitu ada padi, jagung, gula, garam dan lain lain,” ujar Zulkifli Hasan
Menko Bidang Pangan menyebut beberapa hal yang dilakukan untuk mewujudkan swasembada pangan yang pertama dengan melakukan optimalisasi, antara lain optimalisasi Irigasi atau pompanisasi di lahan-lahan pertanian, optimalisasi distribusi pupuk dan optimalisasi penyuluh.
“Tentu semua itu pada akhirnya nanti, begitu semangat para petani harus dibeli hasilnya,” ungkap Zulkifli Hasan
Zulkifli Hasan mengatakan dalam rapat yang dipimpin presiden kemarin, presiden mengambil keputusan bahwa berapapun nanti hasil pertanian padi dan jagung yang tidak diserap pasar maka akan dibeli seluruhnya oleh pemerintah melalui bulog.
“Harga sudah disesuaikan. harga gabah yang semula Rp6.000 menjadi Rp6.500 harga jagung yang semula Rp5.000 menjadi Rp5.500. Yang tidak terserap oleh pasar yaitu gabah dan jagung akan diakui oleh pemerintah, tentu kerjasama dengan pabrik-pabrik padi di masing-masing daerah. Bulog akan membeli dalam bentuk beras harganya Rp12.000/kg,” pungkas Zulkifli Hasan.(*)