Akseptor KB Terus Ditingkatkan

TEGAL-Pagi ini, Kamis (30/3) puluhan ibu berbondong-bondong datang ke gedung IBI Kota Tegal. Tak jarang terlihat mereka datang bersama suami dengan menggendong anak balitanya,  adapula yang datang sendiri.

Kedatangan mereka ke gedung IBI bukan tanpa alasan, mereka datang untuk mendapatkan pelayanan keluarga berencana (KB) yang digelar  DPPKBP2PA bekerja sama Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kota Tegal.

Kepala DPPKBP2PA melalui Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, Tobidin mengatakan pihakya terus berupaya meningkatkan akseptor KB terutama menyasar pada pasangan usia subur yang belum ikut KB. Bisa juga sudah ikut KB tapi ingin mengganti jenis KB yakni dengan memberikan pelayanan KB gratis bagi warga masyarakat Kota Tegal.

“Kami upayakan akseptor KB meningkat terutama pada pasangan usia subur yang belum ikut KB”, kata Tobidin

Usia subur, kata Tobidin, adalah usia sampai dengan menopause, bila diukur dengan angka kisaran 48/49 tahun. Namun hal itu tidak dapat dijadikan sebagai acuan, sebab ada pula usia 50 tahun masih mengalami menstruasi.

Sementara itu, ketua IBI Kota Tegal Etti Rachmawati mengatakan kegiatan seperti ini rutin dilakukan setiap bulan disesuaikan dengan momen misalnya hari jadi Kota Tegal, hari keluarga berencana dan sebagainya.

Eti juga menambahkan bahwa  metode yang dipilih untuk mendorong meningkatnya akseptor KB dengan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dengan pemasangan IUD dan Implan. Metode ini dipilih karena memiliki waktu yang lama sehingga efektif untuk ibu-ibu yang mengikuti program KB. “Inplan mampu bertahan selama 3 tahunan sedangkan IUD antara 8 sampai dengan 10 tahun”, imbuh Eti

Sementara itu, Dewi Asih warga asal Panggung  mengatakan sudah empat kali menggunakan kontrasepsi implan. “Lebih enak dibadan dan jangka waktunya lama”, pungkasnya (Sa. Amin)

 

[posts title="Most from this category" title_type="left" type=normal-two item_nr=4 offset=3]