Tegal – Teater Qi menerima Fasilitas Bidang Kebudayaan (FBK) II Direktorat Jendral Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Ditjen Kebudayaan Kemendikbud). Program tersebut merupakan program Ditjen Kebudayaan Kemendikbud untuk menfasilitasi Seniman, Komunitas atau Lembaga Seni Budaya di Indonesia. Seperti disampaikan dalam lokakarya Ditjen Kebudayaan tgl 4-6 Oktober 2020.
Dengan Proposal Workshop dan Festival Teatrikalisasi Puisi Sapardi Djoko Damono 2020 Teater Qi berhasil lolos dari 2.507 proposal pengajuan se Indonesia.
Workshop Alih Wahana Puisi ke Teater (18/10/2020) dengan Nara Sumber Sosiawan Leak dan Asa Jatmiko, beliau berdua saling mengisi bahwa untuk mengalihkan puisi pada teater perlu penafsiran yang detail agar menjadi pertunjukkan, berbeda dengan pembacaan puisi, deklamasi puisi.
Rama selaku Koordinator menyampaikan bahwa workshop via live zoom mengikuti perkembangan new normal, dengan 50 peserta workshop terbatas, diikuti peserta pelajar dan mahasiswa.
Tutuko Maulidia, selaku moderator workshop sekaligus ketua panitia menyampaikan festival teatrikalisasi puisi di peruntukan bagi pelajar SMA/SMK/MA sederajat di wilayah Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta.
Sedangkan, Prakash sebagai koordinator festival menyampaikan bahwa workshop dan festival tesebut gratis.
‘’Pengiriman video diseleksi 3-5 November 2020, dengan ketua Kurator Bontot Sukandar, pengumuman 6 November 2020 dan 10 Finalis yang akan tampil langsung di Taman Budaya Kota Tegal tanggal 20 dan 21 November 2020 dengan protokol kesehatan dan rekomendasi Dinas Kesehatan Kota Tegal. Selain itu dapat disaksikan secara live streaming dikanal Youtube teater Qi, langsung dinilai dewan Juri Sosiawan Leak (sastrawan), Asa Jatmiko (teaterawan) dan Rukman Rosadi (Aktor dan Dosen ISI Yogyakarta)
Selain itu Prakash berharap workshop dan festival teatrikalisasi puisi ini dapat menjadi pengobat kerinduan penikmat dan pelaku seni pada umumnya dan khususnya pelajar.
‘’Ini merupakan upaya menjaga nafas seni pertunjukkan agar tidak runtuh di era new normal, meski masih sulit diterima, karena seni pertunjukkan atau panggung lebih terasa saat dipertontonkan sebelum datangnya covid 19 tutur Rudi Iteng sebagai Pembina Tater Qi,’’ pungkas Prakash.