Dedy Yon: Faham Radikal Berbahaya
TEGAL – Walikota Tegal H. Dedy Yon Supriyono, S.E., M.M., menyebut faham radikal berbahaya dan seringnya membuat nama umat Islam menjadi buruk. Bahkan Dedy Yon membandingkan lebih baik salah pergaulan dibandingkan salah aliran.
Hal tersebut diungkapkan Dedy Yon saat Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Pembukaan Manasik Haji KBIH Muslimat NU Kota Tegal, di Gedung NU Kota Tegal, Ahad (15/12/2019).
Pernyataan Dedy Yon merujuk apa yang disampaikan Wakil Presiden RI KH. Ma’ruf Amin saat membuka acara Silaturahmi dan Musyawarah Bersama Lima Organisasi Massa Islam Provinsi Jawa Tengah yang berlangsung di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kantor Gubernur Jawa Tengah, Semarang, Jum’at (13/12/2019) lalu.
Hadir Rois Syuriah PCNU Kota Tegal, K.H. Misbachul Mustofa, Ketua Tanfidziah PCNY Kota Tegal dr. H. Abdal Hakim Tohari, Kepala Kemenag Kota Tegal KH. Ahmad Farhan S.Ag, M.HI, Habib Abdullah Bin Haddad Al Haddad, Ketua MUI Kota Tegal KH Abu Chair Annur Anggota DPRD Kota Tegal Ansori Faqih, dan pengurus Fatayat dan Muslimat NU Kota Tegal.
Menurut Dedy Yon, beberapa tahun ini ujian sangat berat bagi NU, karena NU sebagai garda terdepan, sebagai bentengnya Bangsa Indonesia. “Kalau ingin mengganggu, maka benturannya lebih dulu dengan NU,” ungkap Dedy Yon.
Oleh karena itu, Dedy Yon berharap bahwa di Indonesia itu sudah tidak ada faham radikal dan teroris, yang menyebabkan umat Islam namanya jelek. Menurut Walikota, hal tersebut sangat berbahaya. Walikota kemudian membandingkan lebih baik salah pergaulan daripada salah aliran.
“Lebih baik salah pergaulan daripada salah aliran. Salah pergaulan kalau salah ditanggung sendiri, tapi kalau salah aliran, mau mati saja ngajak-ngajak orang,” ungkap Walikota.
Senada apa yang disampaikan Dedy Yon, Farhan terkait dengan paham khilafah, menyampaikan apa yang disampaikan oleh Wakil Presiden KH. Ma’ruf Amin. Sebetulnya kenapa warga masyarakat Indonesia harus menolak khilafah? Disebutkan Farhan, karena sistem khilafah sudah tertolak di Indonesia.
“Kalau khilafah sampai masuk ke Indonesia, NKRI bubar, karena menjadi negara khilafah Indonesia. Jadi tidak mungkin. Para ulama, habaib dan pendiri bangsa Indonesia sudah sepakat bahwa negara Indonesia dibentuk atas kesepakatan. Lha wong sudah disepakati kok mau bubar, maunya model apa?,” jelas Farhan. (*)