TEGAL – Untuk mengendalikan inflasi, Wakil Walikota Tegal Muhammad Jumadi, S.T., M.M. mendorong TPID untuk memanfaatkan perkembangan teknologi informasi sebagai salah satu kunci dari tiga kunci utama kesuksesan mengendalikan inflasi seperti apa yang disampaikan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, dalam rapat koordinasi nasional pengendalian inflasi.
“Sebab, dengan teknologi, inflasi lebih mudah terkendali apabila produksi, distribusi, dan pemasaran melibatkan teknologi digital. Teknologi juga dapat memendekkan mata rantai distribusi sehingga akan lebih banyak manfaat dan nilai tambah terhadap produsen, dalam hal ini adalah petani. Kita dorong Tim TPID untuk bersinergi dan berkolaborasi. Misalnya Dinkominfo dengan Bulog. Hal lainnya juga terkait inovasi yang belum out of the box,” jelas Jumadi saat memimpin High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Tegal dengan tema “Strategi Pengendalian Inflasi Menjelang Hari Raya Natal 2019 dan Tahun Baru 2020”, Jumat (22/11) di Hotel Primebiz Kota Tegal.
Dua kunci lainnya, disebutkan Jumadi yakni, sinergi dan perdagangan antar wilayah. Sinergi, kata Jumadi, dilakukan dengan melaksanakan kebijakan 4K yang merupakan kepanjangan dari Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi dan Koordinasi dan serta Komunikasi yang efektif. Disebutkan Jumadi, sinergi diperkuat dari segala aspek, termasuk diantaranya infrastruktur dan kelancaran distribusi.
Sedangkan kunci ketiga, yakni memperluas pertumbuhan perdagangan antar wilayah ke daerah lain. Selain itu, keberadaan lembaga ekonomi dipedesaan, BUMD, koperasi ataupun komunitas produksi, diharapkan Jumadi, dapat menjadi penyangga kebutuhan daerah sekitar.
Selain itu, Jumadi meminta TPID untuk melakukan hal konkret dalam mengendalikan inflasi. Selain mewujudkan kios atau toko TPID di Pasar tradisional yang disokokng Bulog sebagai penyedia komoditasnya, juga melaksanakan kegiatan sidak pasar. “Sidak pasar akan kita laksanakan pada hari Senin besok (tanggal 25 November, red)). Sehingga kita dapat mengumpulkan informasi riil di lapangan dan merumuskan tindakan yang perlu segera diambil apabila terjadi anomali harga yang berpotensi memberikan tekanan inflasi dalam jangka panjang dan menyeluruh,” tutur Jumadi.
Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Tegal, Muhammad Taufik Amrozy, menyebut peta ekonomi dunia yang sulit untuk ditebak sehingga menuntut semua pihak untuk berpikir out of the box. Disebutkan Taufik, terkait upaya menggaet investor ternyata investor yang akan menanamkan modalnya masuk dengan meminta tiga syarat. Yakni terkait lingkungan, terkait kemiskinan dan renewable energy. “Misal mereka masuk ke community base untuk membangun pemberdayaan masyarakat dengan target masyarakat berpenghasilan rendah,” ungkap Taufik.
Taufik juga sepakat jika TPID Kota Tegal memanfaatkan teknologi untuk pengendalian inflasi. “Implikasinya menurut kami maka pemgendalian inflasi harusnya bisa memanfaatkan IT untuk TPID kita.
Salah aatu contoh yang sudah dilakukan model studi tiru bukan studi banding. Apa yang baik kita tiru. Kalau nasional ada PHBS Nasional yang berisi perkembangan harga setiap hari. TPID Jateng sudah ada App Sihati. Saya berharap Kota Tegal punya khusus,” terang Taufik. (*)