TEGAL – Inflasi Kota Tegal month to month pada bulan Oktober 2019 terjadi kenaikan sebesar 0,13% dari bulan sebelumnya. Sehingga inflasi Kota Tegal secara year-on-year  (YoY) menjadi 2,72%. Kedepan, TPID Kota Tegal optimis tekanan inflasi tahun 2019 diprkirakan dapat terjaga dengan inflasi Kota Tegal diperkirakan lebih rendah dari sasaran nasional sebesar 3,5%±1%.

“Kenaikan utama inflasi pada bulan ini berasal dari kenaikan harga kelompok volatile food dengan komoditas antara lain bawang merah, cabai merah, daging ayam ras, bayam dan beras,” ungkap Wakil Walikota Tegal Muhammad Jumadi, S.T., M.M., saat memimpin High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Tegal dengan tema “Strategi Pengendalian Inflasi Menjelang Hari Raya Natal 2019 dan Tahun Baru 2020”, Jumat (22/11) di Hotel Primebiz Kota Tegal.

Disebutkan Jumadi, dua kelompok yang mengalami inflasi pada bulan oktober adalah kelompok volatile foods dengan inflasi di level 0,51% (mtm), dan kelompok inti (core inflation) yang mengalami inflasi 0,10%. Inflasi volatile foods diakibatkan kenaikan harga bawang merah, cabai merah, daging ayam ras, bayam, dan beras. Meski demikian, sedikit deflasi terjadi pada komoditas telur ayam ras, minyak goreng, bawang putih, melon, dan apel. Tekanan pada kelompok inti antara lain disebabkan kenaikan harga kontrak rumah, gula pasir, sepeda motor, semen, dan genteng.

Sedangkan pada kelompok administered prices tercatat deflasi sedalam 0,08% (mtm) atau 0,42% (yoy), yang disumbang dari dari kenaikan harga bahan bakar rumah tangga dan tarif kereta api.

Jumadi optimis kedepan, tekanan inflasi tahun 2019 diperkirakan dapat terjaga. “Inflasi Kota Tegal diperkirakan lebih rendah dari sasaran nasional sebesar 3,5%±1% (yoy). Hal ini tidak terlepas dari peran aktif TPID dalam mendukung terjaganya kestabilan pasokan barang dan harga di lapangan,” tutur Jumadi. (*)