TEGAL- Walikota Tegal H. Dedy Yon Supriyono, S.E., M.M. melantik dan mengambil sumpah jabatan Direktur PDAM Kota Tegal periode 2019-2024, Hasan Suhandi, S.E., Jumat (15/11) di Gedung Adipura Kompleks Balaikota Tegal.
Pemilihan Direktur PDAM telah dilaksanakan oleh Panitia Seleksi (Pansel) pada tahun 2018 lalu dan Pansel telah merekomendasikan tiga nama. Akhirnya Walikota memilih dan melantik Hasan sebagai Direktur PDAM dengan berbagai pertimbangan. “Tentunya yang saya tahu Pak Hasan termasuk internal PDAM dan hasil seleksi Pansel dahulu, ada tiga nama salah satunya adalah Hasan. Saya melihat kinerjanya selama ini dan berasal dari internal PDAM, saya sudah melihat, selain tanggung jawab juga loyalitasnya,” ungkap Walikota kepada wartawan.
Usai dilantik, Dedy Yon langsung memberi target kepada Hasan untuk meningkatkan pelayanan dan menaikan pelanggan baru serta performa PDAM Kota Tegal. Tak ketinggalan target menyelesaikan tunggakan yang sudah bertahun-tahun belum terselesaikan.
Target pertama, Dedy Yon meminta Hasan menjaga kualitas air PDAM. Jangan sampai singkatan PDAM dari Perusahaan Daerah Air Minum menjadi menjadi Perusahaan Daerah Air Mandi. Kualitas airnya betul-betul sehat, layak untuk diminum. “Kalau air layak untuk diminum boleh untuk mandi, tapi yang untuk mandi tidak bisa untuk diminum,” ujar Walikota.
“Saya pengin sesuai dengan singkatan PDAM, kalau air tidak layak diminum jadi M-nya mandi. Ini Perusahaan daerah air minum bukan perusahaan daerah air mandi. Itu beda. Kalau air minum boleh untuk mandi tapi air mandi tidak boleh untuk air minum,” ungkap Dedy Yon.
Target selanjutnya, Hasan diminta untuk menaikan jumlah pelanggan PDAM. “Jumlah pelanggan terakhir ini sudah 30.200 pelanggan. Saya berharap akhir tahun nanti menjadi 30.500 pelanggan. Ini sudah tidak ditawar lagi. Harapannya nanti tahun depan atau akhir tahun 2020, pelanggan sudah sampai 35 ribu,” ungkap Dedy yang mengestimasi setiap bulan ada peningkatan jumlah pelanggan tiap bulan dari 200-230-an pelanggan menjadi 300-500 pelanggan. Dikatakan Dedy Yon, jika pelanggan sudah diatas 30 ribu, maka PDAM idealnya bisa menambah dua direktur, yakni direktur utama dan direktur operasional dan ada juga dewan pengawas eksternal dan internal serta ada Ketua Satuan Pengawas Internal (SPI).
Selanjutnya, untuk mendukung kinerja PDAM, karyawan PDAM juga bertambah dari 92 menjadi 95 orang. Sedangkan honorer dari 22 orang menjadi 25 orang. “Saya kepingin tahun 2020 karyawan tetap ada 95 orang, tahun depan pegawai honorer 22 jadi 25 agar lebih maksimal. Tahun 2021 bisa menjadi jumlah pelanggan 30 dan 40 ribu idealnya karyawan tahun 2021 nanti 100 pegawai tetap dan honorer 50 orang. Ini harga mati sebagai patokan tidak bisa menambah-nambah untuk selamanya,” ungkap Dedy Yon.
Kemudian Dedy Yon meminta PDAM meningkatkan pendapatan dengan menyelesaikan tagihan terhadap tunggakan. “Untuk pendapatan dan tagihan saya minta agar tunggakan tidak sampai bertahun tahun,” ungkap Dedy Yon yang meminta PDAM untuk fokus dan melaksanakan prosedur pemutusan melalui peringatan dan teguran secara tegas maksimal 3 bulan agar tidak terlalu lama menunggak yang jika dibiarkan PDAM akan mengalami kerugian banyak. Apalagi, tunggakan baik melalui billing maupun manual sebesar Rp. 3,8 miliar.
Program kerja yang akan dilaksanakan oleh Hasan setelah duduk menjadi Direktur, yakni mengutamakan pelayanan yang prima, dikhususkan lagi di posisi wilayah Kecamatan Tegal Timur. “Karena sangat kesenjangan sosial pelayanan air sangat minim sekali,” ungkap Hasan.
Disebutkan Hasan, kelemahan di PDAM, Kota Tegal tidak memiliki sumber mata air sehingga tergantung pada aliran air JDU Bergas milik Pemerintah Provinsi. Maka jika terjadi aliran air mati secara mendadak dikarenakan karena adanya kendala di JDU Bergas sendiri. Kalau kita sudah memiliki air baku sendiri, sehingga harapan kedepan air baku akan diambil dari air ketiwon. “Insya Allah, ada program kesana,” tutur Hasan.
Mengenai target yang ditentukan Walikota Tegal, Hasan optimis bisa tercapai, karena menurut data terakhir satu minggu yang lalu, ada penambahan pelanggan dari 30.200 menjadi 30.281. “Mudah-mudahan akhir bulan November sudah masuk 30.300-an. Untuk bulan terakhir di Desember nanti Insya Allah ada penambahan 200-an lagi,” kata Hasan.
Sementara untuk tagihan, target penyelesaian akan dilakukan dengan sistem manual. Khusus tunggakan air yang lebih dari satu tahun, Hasan akan memutus atau mengeksekusi. “Kalau memang pelanggan masih aktif. Tapi kebanyakan rekening manual piutang berjalan kebanyakan tertinggal, karena terselip atau bagaimana. Kalau yang memakai sistem billing sistem dipastikan tidak tertinggal,” jelas pria kelahiran Cirebon tersebut.
Kedepan, pria kelahiran 3 Januari 1972 itu memastikan piutang akan diminimalisir, kalau yang sudah tidak bisa tertagih akan konfirmasi untuk pemutihan atau penghapusan. “Pemutihan akan koordinasi dengan bidang terkait, nanti keputusannya seperti apa,” ujar Hasan. Mengenai jumlah pasti piutang belum tertagih milik PDAM Kota Tegal, Hasan belum berani memastikan jumlahnya berapa. “kalau nominal belum bisa memastikan ya, itu kan nominal, nnanti dicek jumlah yang sebenarnya. Karena ini piutang yang sedang berjalan,” kata Hasan. Diakui Hasan, tunggakan dimulai dari tahun 90-an dan masih menggunakan tagihan manual.
Mengenai pendapatan 2018, warga Perum Griya Santika menyebut sebesar Rp. 3,9 M setelah pajak, sementara tahun berjalan dikatakannya belum diketahui dan masih dikaji ulang. Untuk tingkat kebocoran per tahun 2018, disebutnya sebesar 46,7 persen yang terjadi karena dua faktor, kebocoran fisik dan kebocoran non fisik. “Kebocoran fisik dari ketidakakuratan pencatatan meter,” kata Hasan.
Sebelum dilantik menjadi Direktur PDAM Kota Tegal periode 2019-2024, Hasan pernah menjadi Plt. Direktur selama 1 tahun pada tahun 2018 dan kemudian kembali ke Bagian Teknik pada tahun 2019. (*)