Sarana Menjaga Budaya dan Tradisi Melalui Sedekah Bumi
TEGAL – Sedekah bumi yang dilaksanakan di Kelurahan Kaligangsa, Kecamatan Margadana, merupakan sarana untuk menjaga budaya dan tradisi. Hal itu dilakukan, karena tradisi tersebut sudah berlangsung sejak jaman leluhur. Bahkan dengan adanya sedekah bumi, masyarakat dapat mengetahui leluhur Kaligangsa yang sebenarnya.
Lurah Kaligangsa Djaenudin mengatakan sedekah bumi yang dilaksanakan selama tiga hari tersebut membuat warga semakin antusias untuk mengikutinya. Karena tempat sedekah bumi yang merupakan petilasan Prabu Angling Dharma sudah menjadi milik warga. Untuk itu, mereka berbondong-bondong untuk mengikuti beberapa acara yang sudah disiapkan panitia. Tetapi yang paling menyedot banyak perhatian warga adalah pementasan Wayang Golek Citra Utama dengan dalang Ki Warto Carito.
“Dalam pementasan wayang tersebut bercerita tentang orang miskin yang menjadi raja,” kata Djaenudin, Selasa, (9/10).
Djaenudin mengungkapkan sehingga dengan keprihatinan, sebuah cita-cita yang diimpikan akan dapat berhasil. Apabila dilakukan dengan usaha dan perilaku yang baik. Untuk itu, sebagai manusia harus berusaha keras untuk menggapai semua yang diinginkan. Kisah tersebut mengambarkan contoh yang baik. Karena untuk menggapai semua keinginan tentunya harus berusaha keras.
“Hal itu sebagai pesan kepada masyarakat untuk selalu berusaha menggapai cita-cita dan menjaga tradisi leluhur,” ungkap Djaenudin.
Djaenudin menjelaskan tradisi yang ada di Kalignagsa tentu sangatlah kuat, karena selalu ramai setiap tahunya. Meskipun tahun ini yang paling ramai dan semarak. Dengan berkumpulnya masyarakat maka mereka akan mengetahui leluhur yang sebenarnya.
“Tentu, sedekah bumi menjadi sarana untuk menjaga budaya dan tradisi. Karena warga akan dapat mengetahui leluhur yang sebenarnya,” tandasnya.