Di Usianya ke 438 Kota Tegal “masyarakat guyub rukun, pemrentahe kiyeng mbangun”
Rapat Paripurna Istimewa DPRD
TEGAL – Dalam Sidang Paripurna Istimewa DPRD Kota Tegal dengan Acara Memperingati Hari Jadi ke-438 Kota Tegal, Rabu (11/04/2018) di Gedung DPRD Kota Tegal, terasa sangat istimewa karena menggunakan bahasa khas tegalan.
Sebagaimana disampaikan oleh Pjs Walikota Tegal Drs. Achmad Rofai, M.Si bahwa dalam membangun Kota Tegal ada peran dan sinergi dari semua elemen masyarakat.
“Sedulur kabéh sing dadi undangan, luwih-luwih, kanggo sesepuh pinisepuh, tokoh masyarakat Kota Tegal, enyong ngaturakén rahayu, muga dadi bungahé ati, muga bisa nambahi dukungan moral. kanggo ngupaya ngewujudna tékad sing wis dadi visi uga misi Kota Tegal yakuwé” Terwujudnya masyarakat Kota Tegal yang sejahtera berbasis pelayanan prima. kuwe mau kanggo kemajuan kota, ébén Kota Tegal dadi kota dagang, jasa, industri dan maritim tumuju masyarakat partisipatif uga sejahtera,” ucap Pjs. Walikota.
tema peringatan hari jadi Kota Tegal yaitu “masyarakat guyub rukun, pemrentahe kiyeng mbangun”. tema ini mengandung maksud agar membuat tambah giat dalam mewujudkan Kota Tegal supaya menuju masyarakat yang bagus, guyub dan rukun, satu kata dan tidak saling menjatuhkan. Apalagi sekarang Kota Tegal sedang ada hajat dalam pelaksanaan Pilkada yaitu Pilwakot dan Pilgub Jateng.
“Mari kita sukseskan pilkada kali ini, jangan sampai banyak yang golput, sebab Pilkada kita hajat rakyat dalam memilih pemimpin daerah.” Ujar Pjs. Walikota.
Di hari jadi yang ke- 438 Kota Tegal ini patut disyukuri atas pemberian sang maha pencipta, sudah banyak pengalaman, banyak berbenah dan semakin menjadi magnet bagi orang orang di luar daerah.
“ Pembangunan yang sudah kita laksanakan sebenarnya sudah banyak, juga perubahannya, terlihat lebih tata seperti pembangunan yang bersifat nyata, infra dan suprastruktur kota tambah maju, sepeperti bidang kesehatan, pendidikan, perikanan, perekonomian, fasilitas Pemerintahan, fasilitas untuk orang banyak(publik) dan juga fasilitas sosial sudah terlihat,” tambah Pjs. Walikota sembari menjelaskan pembangunan mental dan spiritual juga terlihat peningkatan yang positif.
Hasil pembangunan yang sudah di rasakan manfaatnya ini memang masih ada kekurangan oleh karena mari diperbaiki bersama, dimana masih ada tantangan dan pekerjaan yang harus diselesaikan, pungkas Pjs. Walikota.
Disamping dihadiri oleh tamu undangan, Dalam sidang paripurna ini juga dihadiri 5 pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota yang akan berkompetisi di dalam pilwalkot yang akan di adakan tanggal 27 Juni 2018 nanti.
Sementara itu Ketua DPRD Kota Tegal Edy Suripno, SH, MH saat membacakan sambutan pengantar Rapat Paripurna Istimewa DPRD mengucapkan terima kasih kepada seluruh elemen masyarakat Kota Tegal yang telah berperan aktif dalam membangun Kota Tegal.
Dikatakannya, Hari Jadi Kota tegal yang jatuh 12 April 1580 dan ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kotamadya Tegal No. 5 Tahun 1988 senantiasa diperingati setap tahun mulai dari Rapat Paripurna Istimewa, upacara bendera dengan gaya bahasa tegalan, ziarah makam Ki Gede Sebayu dan Karnaval dan sebagainya dalam rangka menghormati perjuanganya Ki Gede Sebayu mendirikan Kota Tegal.
Kota Tegal sudah mengalami beberapa masa kepemerintahan dari jaman kerajaan, penjajahan sampai sekarang ini, dan ini menjadi pengalaman yang sangat mahal bagi masyarakat Kota Tegal
“Seluruh masyarakat kota Tegal harus faham falsafah banteng loreng binoncengan, yang menggambarkan ada anak kecil yang sedang menggembala Banteng, bantengnya menurut sama sang pengembala sebab sifatnya yang lemah lembut, ramah tamah tidak merasa paling besar, sehingga sang banteng berani melindungi dari macan yang akan menerkam sang pengembala sehingga selamatlah ia,” ucap Edy Suripno.
Falsafah terkait tentang banteng loreng binoncengan, yang diibaratkan sebagai rakyat yang gagah berani, kuat dan pantang meyerah. Banteng loreng di ibaratkan sebagai sifat angkara murka yang menindas dan menyengsarakan rakyat. Bocah angon diibaratkan pemimpin yang memiliki sifat lembut, ngayomi dan mengerti akan kehendak rakyat.
Karena itu, cerita banteng loreng binoncengan menegaskan, didalam menjadi pemimpin harus memiliki sifat seperti bocah angon lemah lembut. Begitu juga dengan rakyat harus mempunyai sifat seperti banteng sehingga hubungan antara bocah angon sama banteng bisa seirama, satu jalan, sengkuyung, gotong royong dan saling bantu untuk menghadapi keangkaramurkaan.