Sri Rejeki: Batik Tegal Bukan Batik Ecek-ecek
TEGAL-Para pengrajin batik patut bangga sebab batik kini sudah menjadi warisan dunia. Salah satunya, Sri Rejeki ketua KUBE Canting Mas Kelurahan Bandung Kec. Tegal Selatan. Ia memiliki anggota 20 orang pembatik yang masih produktif. Mereka membatik di rumah masing-masing.
Sri kecil memang lahir dari keluarga pengrajin batik. Keahlian membubuhkan malam itu didapat dari Ibunya. Sejak kecil memang sudah tahu batik, namun sekitar tahun 2005 baru menekuni batik.
“Saat ini Tegal dikenal warteg, namun sebetulnya ada batik. Ini merupakan warisan dari turun menurun dan Batik Tegal tidak ecek-ecekan”, kata Sri, Selasa (3/10).
Ibu dari dua anak tersebut menceritakan pernah ditertawakan saat mengikuti pertemuan di Semarang, sebab struktur kepengurusan hanya ada perempuan semua.
“Memang adanya seperti itu, tapi Saya akui pengrajin batik Kota Tegal memang top. Mereka membuat batik dari awal sampai finishing. Diluar Kota Tegal, kebanyakan perempuan hanya membatik saja, finishing itu dikerjakan laki-laki”, ungkap Sri.
Batik Tegal memiliki corak khas dibanding daerah lain, Sri mengatakan batik Tegal cenderung gelap, hitam kecoklat-coklatan, motifnya besar, motifnya didasar (tanahan) kalau daerah lain motifnya di gambar.
Motif dasar yang khas yaitu beras mawur, galaran, kembang pacar, gribigan, cempaka putih dan sawatan. Saat ini motif yang dicari adalah motif kapal kandas, sebab itu motif jaman mataram.
“Untuk sekarang gambar kesini sudah berbeda. Itu biasanya diburu oleh kolektor batik”, imbuh Dia.
Untuk harga batik tegal sendiri dibanderol sebesar Rp. 250 ribu sampai Rp. 500 ribu perpotong. “Untuk proses pengerjaan batik tulis modern biasanya satu minggu sedangkan untuk batik klasik sampai 1 bulan”, pungkas Sri.
(Sa. Amin/wartabahari.com)