Keaktoran Soleh Siregar Membius para Apresiator Seni
TEGAL – Autistik atau autisme merupakan gangguan perkembangan yang komplek dan muncul selama tiga tahun kehidupan pertama sebagai akibat gangguan neurologis yang mempengaruhi fungsi otak (The Autism Society Of Amerika:2004). Autistik atau autisme berarti gangguan perkembangan yang secara signifikan memepengaruhi komunikasi verbal ataupun non verbal, dan interaksi social, yang pada umumnya terjadi sebelum usia tiga tahun dan dengan keadaan ini sangat mempengaruhi performa pendidikannya (The Individuls With Diabilitiesucation Act:1997). Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa austistik atau autisme adalah gangguan perkembangan neurobiologist yang sangat kompleks dalam kehidupan yang panjang yang meliputi gangguan pada aspek prilaku, interaksi social, komunikasi dan bahasa, gangguan emosi, gangguan persepsi dan gangguan sensori motoriknya yang muncul sebelum usia tahun.
Nampak kejelian kelompok Teater Nebula Jakarta melibatkan penyandang autisme pada pementasan yang digelar di Taman Budaya Tegal pada Jumat (24/3) sore. Judul pementasan tersebut adalah Big Bang karya Edmund dan Anto Malaya. Kontruksi alur dibangun dengan pendekatan non linier. Bangunan cerita terasa tidak beraturan dan melompat lompat. Namun pendekatan ini dengan sadar dipilih demi penciptaan efek dramatis yang lebih kuat. Alur cerita banyak dipadukan dengan peristiwa masa lalu (flashback) yang muncul dari lamunan tokoh bapak.
Diusia senjanya bapak mengalami konflik batin yang luar biasa. Di tengah himpitan ekonomi yang sulit pada usia senjanya bapak mengidap penyakit yang menggrogoti tubuhny. Bapak mengalami dilemma pada pikirannya, dia harus membesarkan sang anak, membuatnya agar bisa mendiri sepeniggal dirinya. Ibu yang selama setia mendampingi dan member kekuatan pada bapak melalui dialog-dialog yang diucapkan bapak pada masa lalunya.
Pada sisi lain, anak yang ‘’terjebak’’ pada dunianya sendiri, dunia yang sampai saat ini belum banyak dimengerti termasuk oleh para ahli medis. Anak yang dianggap tidak bisa bebagi rasa termasuk oleh para ahli medis. Anak yang dianggap tidak bisa berbagi rasa termasuk berbagi cinta. Namun dia punya cara sendiri untuk mencintai, mencintai orang tuannya juga mencintai hidupnya.
‘’Kami hadirkan Dian Mariyana sebagi Ibu, Eb Magor sebagai Bapak dan Soleh Siregar menjadi anak. Cerita yang dibuat berdasarkan kisah nyata. Kami gambarkan penyandang autisme’’, tutur Anton.
Penontonpun dibuat kagum oleh keaktoran Soleh Siregar sebagai anak, totalitas Nampak kental dari semua aktor kelompok tersebut. Tepuk tanggan meriah pun mengakhiri pementasan mereka. (S.Mu’min)