Istimewanya Rusunami: Hemat Energi, Low Emisi dan Punya Pintu Berdesain Khusus
TEGAL – Ada yang istimewa di Rusunami (rumah susun sederhana milik) Kota Tegal. Rusunami hasil kerja sama antara Pemerintah Kota Tegal, Japan International Coorporation Agency (JICA) dan Lembaga Afiliasi Penelitian Indonesia Institut Teknologi Bandung (LAPI ITB), selain low emission atau rendah emisi carbon karena tanpa menggunakan Air Conditioner (AC) untuk penyejuk ruangan, memiliki sirkulasi yang baik, dalam pembangunanya Rusunami tersebut menggunakan inovasi yang ramah lingkungan, yakni memiliki pintu yang bisa digunakan mengatur suhu udara ruangan.
Dijelaskan Dr. Kubota Tetsu dari Hiroshima University, saat kunjungan ke Rusunami pada Rabu (22/01/2020) bersama Wakil Wali Kota Tegal Muhamad Jumadi, S.T., M.M., beserta rombongan dari Jepang yakni Takatoi Shunsuke, Senior Representative, JICA Indonesia, Sawayama Yuka, JICA Head Office, Japan, Dr. Inoue Yoichi dan Mr. Suzuki Tetsuya, Consultant, Dr. Tsutsumi Atsushi, University of Tokyo dan Ms. Sawatari Miku, JST, pintu produksi dari salah satu perusahaan terkenal tersebut didesain khusus dan memiliki fungsi mengatur suhu udara ruangan.
“Pintu yang di desain secara khusus, pintu tersebut bisa ditutup dan dibuka sesuai dengan kebutuhan, tujuannya agar memudahkan pertukaran sirkulasi udara yang masuk dan keluar,” jelas Kubota di Rusunami yang akan diresmikan bulan Maret 2020 mendatang.
Pintu berukuran kurang lebih lebar 1 meter tinggi 2 meter tersebut memiliki dua lapisan yakni bagian luar lapisan yang berlubang kecil-kecil dan satu lapisan didalam rapat tak berlubang. Lapisan yang rapat dibagian dalam dapat digunakan untuk mengatur suhu.
Jika suhu di dalam panas dan ingin ada udara sejuk yang masuk, maka pintu dapat dibuka dengan menggeser lapisan yang rapat. “Tergantung suhu udara, kalau dingin lapisan bisa ditutup kalau panas bisa dibuka,” jelas Kubota.
Sehingga udara dapat mengalir dari luar melalui lapisan pintu yang berlobang. Demikian juga sebaliknya, jika udara di dalam ruang terlalu dingin maka pintu dapat ditutup dengan menggeser lapisan rapat menutup lapisan pintu yang berlobang. Sehingga udara tidak dapat berhembus ke dalam ruangan.
Dr. Kubota bersama tim dari Jepang yang juga didampingi dari LAPI ITB yakni Direktur Logistik LAPI ITB, Dr. Dewi Larasati dan Mechanical Engineer dari LAPI ITB, Ir. Erwin, menjelaskan harga pintu cukup mahal, yakni kisaran Rp. 10 juta per unit.
Sementara Wakil Wali Kota didampingi oleh Kepala Disperkim Kota Tegal Ir. Eko Setyawan, MUM, berseloroh mengenai pintu tersebut. Bagi orang Tegal jika sudah melihat bentuknya, maka akan mudah untuk meniru pintu tersebut. Itulah yang menyebabkan orang Tegal dikenal sebagai Jepangnya Indonesia. “Ini hanya bercanda ya,” ungkap Jumadi berseloroh.
Jumadi juga mengapresiasi fasilitas Rusunami yang memiliki 12 unit tersebut yang dikatakannya tidak kalah dengan berbagai apartemen yang ada di Ibu Kota. Dengan memiliki tempat tidur di atas, tentu sirkulasi setiap unit tetap terjaga.
Pembangunan Rusunami berkonsep Go Green untuk mensuport Paris Agrement 2030 merupakan wujud keseriusan Pemerintah Kota Tegal dalam mengurangi penggunaan AC yang selama ini menjadi penyumbang carbon. Pembangunan rusunami ini dapat mereduksi polusi atau karbon, sehingga pertukaran udara akan menjadi lebih baik.
‘’Pembangunan rusunawa ini diharapkan bisa menjadi percontohan daerah lain di seluruh wilayah Indonesia khususnya perkotaan dan dapat memacu pertumbuhan ekonomi Kota Tegal yang berdaya sain,.’’ ujar Jumadi.(*)