Tegal – Walikota Tegal, H. Dedy Yon Supriyono, SE, M.M didampingi Wakil Walikota Tegal Muhamad Jumadi, ST. MM hadiri pelantikan Ketua Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Tegal masa khidmat 2019-2023 “Ansor Generasi Penerus Ulama dan Bangsa sebagai penjaga Ahlu Sunah Wal Jama’ah dan NKRI”, Minggu (26/1/2020). Acara semakin meriah dengan kehadiran Guz Azmi.

Usai dilantik, Ketua Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor, Sarwo Edi menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah ikut mensukseskan acara ini utamanya kepada Walikota Tegal, H. Dedy Yon Supriyono, SE, M.M, Wakil Walikota Tegal Muhamad Jumadi, ST. MM.

Sementara itu dalam sambutannya Walikota Tegal menyampaikan bahwa kepada generasi muda NU untuk terus menjaga ideologi Aswaja An-Nahdiyyah yang secara hakikat sudah dipraktekkan sejak zaman Nabi Muhammad SAW.

“Kader muda tak boleh bernafas lega selagi ketidakadilan masih ada, perlunya melakukan pengkaderan secara terus menerus untuk menghadapi semakin merebaknya faham anti NKRI,” ucap Walikota.

Walikota juga menjelaskan Gerakan Pemuda Ansor merupakan salah satu elemen penting dalam kepemimpinan Nahdhatul Ulama (NU) masa depan, selaras dengan pepatah “ pemuda masa kini adalah pemimpin masa depan.”

Pada era kepemimpinan dan kepengurusan yang baru, tekadkan  agar sekalian lebih maju, lebih produktif, lebih inovatif dan lebih energik, untuk itu perlu komitmen serta kerja sama yang kuat untuk menjalankannya.

Pelantikan pengurus baru yang saat ini dilakukan ibarat gerbong yang melaju, saudara – saudara ini adalah masisnis kemajuan organisasi, sebagai pengemudi dari organisasi, maka itu bekerjalah dengan penuh keseriusan, bekerjalah, berjuanglah, karena hari esok adalah hasil dari pekerjaan anda yang ditunggu.

Dalam kesempatan yang baik tersebut Walikota juga menitipkan tiga pesan kepada pengurus baru GP Ansor Kota Tegal yaitu  : pertama, perkuat kaderisasi, karena kaderisasi merupakan nafas organisasi yang akan memberikan oksigen bagi kelangsungan organisasi. Semakin banyak kaderisasi yang dilakukan, semakin terjamin kehidupan nu di masa depan. “Ansor saya yakini sebagai masa depan NU dan NU masa depan,” tuturnya.

kedua, Ansor harus bisa menjadi agen penjaga tradisi – tradisi ke-NU-an agar tidak hilang. maksudnya tradisi nu seperti yasinan tahlilan, istighosah, manaqiban harus bisa menjadi agenda rutinan di tingkat cabang, ranting dan seterusnya. oleh karena itu  gerakkan semboyan “ayo ansoran” sebagai langkah mengembalikan tradisi – tradisi yang hari ini sudah terganti dengan pengajian yasinan dan tahlilan RT.

Ansor jangan kalah langkah dengan pengurus RT, Ansor jangan “kalah gaya” untuk menjadi bagian pelestari yasinan dan tahlilan, maka hidupkan sayap majelis dzikir dan sholawat rijalul ansor di masing  – masing ranting.

ketiga, pengurus baru bisa mendistribusikan kader sesuai dengan potensi yang dimiliki, perjuangan Ansor adalah perjuangan semua lini, tidak bisa hanya perjuangan di lini keagamaan saja. Ansor harus berjuang di mana – mana dan ada dimana – mana, untuk itu, lihatlah potensi kader. Arahkan kader – kader dengan melihat potensi mereka. misalnya jika ada kader di birokrasi, maka doronglah sampai dia menjadi top hingga ke puncak birokrasinya. supaya mereka bisa ikut mengawal NKRI, Pancasila dan Aswaja An Nadhliyah di level birokrat.

Yang ingin menjadi politisi maka doronglah, dan berikan ruang fasilitas yang diperlukan, supaya mereka bisa mencapai puncak karier di dunia politiknya, terus di dorong dan suatu saat mereka bisa jadi politisi di tingkat lokal, provinsi atau bahkan ke senanyan atau jalur pemerintahan supaya mereka tidak lupa NU-nya.

Dalam orasi kebangsaan yang disampaikan oleh salah satu pengurus Pimpinan Pusat GP Ansor, Alfa Isnaeni menyampaikan 2 hal yang harus selalu dipegang oleh Ansor yaitu melaksanakan amanah ulama, kyai alim NU dengan menghidupkan Agama Islam, karena Islam adalah  rahmatan Lil Al-Amin, Islam ahli sunah wal jama’ah dan yang kedua menghidupkan NKRI dengan keragamannya dengan berdasar Pancasila.