Kampanye Gemarikan, “Ayo Makan Ikan”

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah menggelar Kampanye Gemarikan (Gerakan Masyarakat Makan Ikan). Kegiatan yang dilaksanakan Kamis (19/9) di Hotel Pesona itu diikuti Tim Penggerak PKK se-Kota Tegal.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Pertanian dan Pangan Kota Tegal Ir. Noor Foady mengatakan hasil tangkapan ikan di Kota Tegal cukup besar, bahkan mengirim Ikan ke luar daerah. Akan tetapi kata Foady, angka konsumsi ikan masih tergolong rendah.

Foady mengajak masyarakat untuk komsumsi ikan. Ikan bisa diolah menjadi beraneka ragam makanan.  Melalui kegiatan tersebut, Foadi berharap masyarakat bisa meningkatkan konsumsi ikan, baik ikan segar maupun yang sudah diolah sehingga kesehatan masyarakat semakin baik.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah yang diwakili KepalaPelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari Kota Tegal Ir. Dewi Irianti menuturkan Ikan mempunyai banyak keunggulan dibanding lainnya. Kandungan gizi yang terdapat pada ikan sangat dibutuhkan terutama 1000 hari pertama kehidupan.

Menurut Dewi, angka konsumsi ikan di Kota Tegal pada tahun 2018 menurun dibandingkan tahun 2017.  Pada tahun 2017 angka konsumsi ikan sebesar 27,1 kg/kapita/pertahun. Sedangkan pada tahun 2018 angka konsumsi ikan sebesar 25,12kg/kapita/tahun.

Ketua Tim Penggerak PKK Kota Tegal dr. Roro Kusnabilla Erfa Yon Supriyono mengatakan ikan memiliki gizi yang baik untuk tubuh, namun terkadang masyarakat masih enggan memakan ikan. Padahal jika rutin konsumsi ikan, maka kebutuhan protein dalam tubuh terpenuhi. Protein ikan juga menambah kecerdasan.

Menurut dr. Roro Kusnabila, ikan merupakan sumber protein terbaik, sumber vitamin D terbanyak, meningkatkan kecerdasan dan penglihatan pada tumbuh kembang anak, menurunkan resiko penyakit auto imun, diabetes dan asma pada anak, menurunkan resiko stroke dan penyakit jantung, mencegah pikun dan penuaan dini, melindungi penglihatan di usia tua.

Ikan penting bagi semua fase kehidupan. 1000 hari pertama kehidupan terdiri dari 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pertama kehidupan sejak bayi dilahirkan. “Seribu (1.000) hari pertama kehidupan merupakan periode emas yang tidak dapat diputar kembali,” ungkap dr. Roro Kusnabila.

Pada kesempatan tersebut, dr. Roro Kusnabila mengajak untuk mengkonsumsi ikan. Ikan sebagai konsumsi keluarga bukan hanya digoreng, dipepes ataupun dibakar. Tetapi dapat diolah menjadi produk yang akan disukai masyarakat terutama anak-anak dan yang tidak menyukai ikan.

“Olahan ikan diantaranya bakso ikan, nugget ikan, samosa ikan, otak otak ikan, rolade ikan, pastel ikan, stik ikan, abon ikan dan lain lain,” pungkas dr. Roro Kusnabila.

Sementara itu,  kehadiran pakar dari Dinas Kesehatan Kota Tegal dan chef Edo Saputra dari Indonesia  Chef Association menambah wawasan tentang kandungan gizi ikan dan mengolah ikan menjadi berbagai jenis makanan yang menarik untuk dikonsumsi dan disukai.

[posts title="Most from this category" title_type="left" type=normal-two item_nr=4 offset=3]