Ajang Penggalian Prestasi Melalui Festival Budaya Tegal
TEGAL – Pelaksanaan Festival Budaya Tegal yang diselenggrakan oleh Iktan Mahasiswa Tegal (IMT) Ciputat, pada hari Minggu (19/2) merupakan agenda terakhir dalam gelaran kegiatan Festival Budaya Tegal. Dengan penampilan mata lomba teater tema kearifan lokal Tegal mampu menjaring 8 peserta. Peserta dengan keunikan masing-maisng karyanya menyuguhkan macam-macam tema tentang Tegal, mulai tenang budaya, makanan, cerita masyarakat Tegal serta kearifan lokal tidak luput dibidik oleh peserta festival. Hadir dengan rambut gondong sebagai juri, adalah Apito Lahire didampingi oleh Apas Khafasi. Dengan durasi 30 menit para peserta berusaha menarik perhatian dewan juri dengan pementasannya. Semangat dan kerja tim nampak terlihat dari peserta. Tepuk tangan penonton pun pecah kala pembawa acara membuka pementasan dari setiap nomor.
Para apresiator pun tidak begegas dari Taman Budaya Tegal (TBT), mereka tetap asyik menunggu didalam gedung. Mengingat perlombaan telah usai dan menunggu dewan juri menentukan juara. Beberapa hiburan dihadirkan panitia.
Dan sekitar pukul 16.00 WIB pengumuman juara pun dilakukan, untuk mata lomba baca puisi kreatif dimenangakan oleh SMA Negeri 2 Slawi sebagai Juara 1, Juara 2 diraih oleh SMK Negeri 1 Adiwerna, sedangakan Juara 3 dimenangkan oleh SMK Negeri 1 Tegal. Dalam bidang tari Juara 1 dan 2 digondol oleh SMA Negeri 1 Pangkah, sedangkan Juara 3 oleh MAN 1 Tegal. Bidang teater diraih oleh MAN 1 Tegal sebagai Juara 1, Juara 2 oleh SMA Negeri 1 Tegal, sedangkan Juara 3 diraih SMK Negeri 1 Warureja. Dengan demikian para juara berhak mendapatkan piala, piagam dan uang pembinaan dari penyelenggara.
Dikesempatan lain, beberapa dewan juri menuturkan kepada Warta Bahari, bahwa penyelenggaraan acara tesebut merupakan ajang penggalian prestasi bagi pelajar. ‘’Kegiatan seperti ini adalah kegiatan bagus untuk menjaring minat pelajar, mungkin lebih menarik bila ada workshop untuk para pelajar bidang seni budaya. Peran pemerintah juga diharapkan dapat membantu kegiatan-kegiatan serupa’’, tutur Bontot Sukandar.
Sedangkan Apas Khafasi selaku juri teater menyampaikan bahwa keberagaman peserta dalam konsep lebih segar dibandingan dengan tahun yang lalu. ‘’Ada perbedaan dalam hal konsep dan lebih berwarna seta kesiapan peserta lebih matang’’, tandas Apas. (S.Mu’min)