Warga Panggung Kembangkan Budidaya Garam Model Tunnel
TEGAL-Warga Kelurahan Panggung Kecamatan Tegal Timur. Kota Tegal mengembangkan budidaya garam engan model tertutup (tunnel) atau budidaya garam akan tetapi tidak dijemur langsung pada sinar matahari.
Kelebihan budidaya model ini yakni, pada saat musim hujan tetap bisa produksi akan tetapi prosesnya lambat karena tidak ada panas hingga sampai dua bulan. Hasil budidaya garam dijual kepada pengecer. Mereka biasanya pembeli untuk ikan asin. Harga garam dijual Rp 2700 perkilo.
Ketua Kelompok Budidaya Ikan Gemilang Minang Jaya Teguh Sapari mengatakan, sekali panen mampu menghasilkan 3 kintal garam pada lahan 3×8 meter.
Proses diawali air laut disalurkan ke bak penampungan atau tandon selama 1 hari untuk diendapkan. Kemudian dari tandon tersebut dialirkan ke bak pemanpungan lagi dan dialirlan ke kolam air tua. Pada proses ini air laut dari bak penampungan disaring atau difilter dahulu.
Setelah itu, dari kolam tua dialirkan ke bak penampulangan lagi kemudian disalurkan ke kolam pengkristalan. “Proses pengkristalan selama satu bulan baru garam bisa panen”, kata Teguh.
Teguh mengaku mengetahui budidaya dengan sistem tertutup dengan model tunnel saat mengikuti pelatihan dari Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Tegal. Ia mengikuti beserta 30 peserta dari daerah lain.
Menurut Teguh Sapari, budi daya garam di Kota Tegal memiliki prospek yang sangat bagus. Sebab selama ini garam didatangkan dari luar daerah seperti Brebes dan Indramayu. “Budidaya garam sangat potensial, apalagi di Kota Tegal ini baru yang pertama”, pungkas Teguh. (Sa. Amin/wartabahari.com)